Sabtu, 16 Juli 2011

Ibu, ibu dan ibu

Hari ini ibunya tak kuat menahan air matanya, dan menangis sejadi-jadinya saat menelpon Ahmad. Ahmad sendiri awalnya terheran-heran, apa yang sudah dilakukanya sehingga membuat ibunya begitu marah dan sedih. rasanya ia rutin mengirimkan uang setiap bulan untuk belanja ibunya. Ahmad sudah berkeluarga dan tinggal di kota yang berbeda dengan ibunya.

sambil mengira-ngira apa yang sudah di perbuat sehingga membuat ibunya begitu sedih, Ahmad bertanya pada Ibunya " ada apa Bu?apa yang membuat ibu marah padaku, apakah uang yang kukirimkan kurang?kalau iya aku akan transfer lagi lewat ATM".

Ibu Ahmad masih terdengar sesenggukan di seberang telpon sana. Setelah ibu agak tenang barulah beliau bercerita. Tertohok rasanya hati Ahmad ketika ibu nya berkata" Tak ada lagi keinginan ibu akan dunia ini Nak. hanya mendengar suaramu sambil membayangkan wajahmu lah yang menjadi pengobat rindu ibu padamu. Tak hendak ibu meminta uang Nak, karena itu tak penting bagi ibu. tapi apakah tak ingat oleh mu ibumu yang sudah tua ini?apakah tak ingat olehmu untuk menanyakan bagaimana kabar ibumu ini ?sudah enam bulan kau tak pernah menelpon ibu, setiap ibu menelpon hpmu selalu sibuk"

"ibu hanya rindu mendengar suaramu Nak, sebenarnya banyak yang ingin Ibu ceritakan. Tapi begitu mendengar suaramu tadi saat pertama mengangkat telpon, sesak dada ibu dan pecah lah tangis ini"

Ahmad terdiam, dadanya pun terasa sesak. Matanya mulai berkaca-kaca.

Pendamping Setia

Usia pernikahan mereka sudah hampir memasuki tahun ke empat puluh,anak-anak sudah besar-besar dan cucu pun sudah banyak. Namun ada yang tak hilang oleh berjalannya waktu, yaitu "kemesraan".
Setiap shalat shubuh dan maghrib pasangan paruh baya ini sering shalat berjamaah ke masjid. Ini biasa juga dilakukan oleh pasangan-pasangan lain yang kompleks tempat tinggal mereka. Namun ada yang berbeda dari pasangan istimewa ini. Perbedaan ini tak jarang membuat ibu-ibu lain cemburu pada sang Istri dari Laki-laki istimewa ini. Yang membuat mereka berbeda adalah, bahwa sang suami selalu setia menunggui istrinya keluar dari masjid dan kemudian berjalan beriringan sambil berpegangan tangan.
Salah seorang jama'ah bahkan sempat nyeletuk " Cemburu saya sama Bu Ir ini, suaminya setia sekali menunggui dan mau berjalan beriringan, kalau suami saya mana mau, malu sudah tua katanya" beberapa ibu-ibu yang lain pun ikut mengamini kata-kata ibu tadi.
Tak ada batasan usia untuk menunjukkan perhatian dan kemesraan kan? ;-)

Perhatian Kecil yang Indah

Hari mulai beranjak gelap. Ketika kumandang adzan terdengar angin pembawa titik hujan mulai terasa. Laki-laki paruh baya itu menguatkan langkah untuk berangkat memenuhi panggilan adzan. Begitu dia sampai dimasjid tetes hujan mulai terdengar deras di atap masjid. "Wah, sayang aku lupa membawa payung tadi, alamat akan hujan-hujanan dan sakit kepala" batinnya. ia memang mudah sekali sakit kepala jika terkena hujan Namun langkah kakinya dikuatkan untuk mengambil bagian dari saf shalat dan meneruskan shalat maghrib dan dilanjutkan dengan rawatib. Begitu selesai shalat, ia melangkahkan kaki mendekati pintu masjid. Tetes hujan masih setia diluar sana, perutnya pun terasa mulai keroncongan karena habis maghrib memang jam biologisnya untuk makan malam. Sambil menatap langit, ia meneruskan langkah di serambi masjid dan mengambil sandal, ia sudah menguatkan tekad untuk menempuh hujan yang tidak begitu deras itu. Belum lagi ia keluar dari kanopi masjid, suara langkah kaki berlari tergesa-gesa menghampirinya. "Ayah..ayah, tunggu dulu... ibu menyuruhku mengantarkan payung, ibu takut ayah akan kehujanan dan sakit kepala"
Dengan senyuman ia terima payung yang diantarkan anak laki-lakinya itu sambil membayangkan senyum indah istri yang sudah menemaninya hampir empat puluh tahun.

Sabtu, 13 September 2008

Selektive Mutisme


Oleh : Farah Aulia, S.Psi


Tari, anak perempuan berusia 10 tahun, tidak berbicara dengan guru dan teman-temannya selama di sekolah. Setiap waktu istirahat, Tari tidak pernah keluar kelas. Ia hanya duduk di kursinya sambil memandangi teman-temannya yang bermaian di luar kelas. Menurut gurunya, sejak kelas 1, Tari sudah menunjukkan perilaku sangat pemalu, pendiam, jarang sekali berinteraksi dengan teman-temannya yang lain dan jika ditanya atau diajak bicara oleh orang lain dia tidak menjawab. Kalau pun Tari menjawab, hanya dengan gerakan bibir atau suara yang sangat lirih. Menurut orangtuanya, saat dirumah, Tari terlihat biasa-biasa saja. Ia dapat berbicara dengan lancar dengan anggota keluarganya di rumah. Ia bahkan juga bisa berteriak-teriak, tertawa, berbicara dengan lancar saat bermain dengan teman rumahnya. Namun saat disekolah, Tari berubah menjadi anak yang sangat pendiam. Perkembangan bicara Tari normal, dan ia pun tidak pernah mengalami sakit parah yang membuat organ yang berkaitan dengan pendengaran atau bicaranya terganggu.

Pengertian Mutisme Selektif (Selective Mutism)
Berbicara merupakan sarana untuk berkomunikasi yang penting bagi kehidupan sosial anak karena melalui berbicara anak memperoleh tempat di dalam kelompok sosialnya. Namun pada anak tertentu, berbicara pada situasi/ tempat, atau dengan orang tertentu menjadi suatu hal yang membuat mereka merasa tidak nyaman, takut atau bahkan cemas, sehingga mereka menolak untuk melakukannya. Kondisi ini kemudian didefinisikan sebagai Mutisme Selektif.
Mutisme Selektif (MS) adalah gangguan dimana anak mengalami kegagalan yang persisten (menetap) untuk berbicara pada suatu situasi sosial tertentu (misalnya : disekolah) diluar kemampuan untuk berbicara dan memahami bahasa diucapkan. Misalnya, anak dengan gangguan MS secara khusus dapat berbicara dengan lancar dengan orangtua atau saudaranya di rumah, namun menolak/tidak mau berbicara dengan guru atau teman sebaya ketika dia memasuki sekolah. Kriteria diagnosis untuk menentukan gangguan ini berdasarkan DSM-IV TR, yaitu :
Kegagalan berbicara pada situasi sosial tertentu namun dapat berbicara pada situasi yang lain.
Gangguan ini mempengaruhi akademis
Durasi dari gangguan minimal 1 bulan (tidak termasuk bulan pertama saat awal masuk sekolah dimana anak biasanya malu dan menolak untuk berbicara)
Kegagalan berbicara bukan disebabkan kurangnya pengetahuan atau pemahaman terhadap bahasa yang digunakan dalam situasi sosial .

MS terjadi pada situasi dimana anak dituntut untuk mampu berbicara, seperti sekolah atau lingkungan pergaulan. Anak MS mengalami kesulitan untuk merespon atau memulai komunikasi dalam situasi sosial karena rasa takut dan cemas untuk melakukannya. Rasa takut atau cemas ini diekspresikan dalam bentuk yang berbeda-beda. Pada sebagian anak, ada yang menjadi sama sekali membisu atau tidak berbicara pada siapapun di situasi sosial, sedangkan yang lain mau berbicara hanya pada orang-orang tertentu atau berbicara dengan suara yang sangat pelan atau berbisik.

Bentuk Perilaku Anak MS
Anak MS menunjukkan tampilan sebagai anak yang sangat pemalu, ketakutan akan dipermalukan dalam situasi sosial, pencemas, terisolasi secara sosial, cenderung temper tantrum, berprilaku oppositional,moody, agresif, keras. Diluar berkomunikasi dengan verbalisasi standar, anak dengan gangguan ini mungkin akan berkomunikasi dengan gestures, mengangguk atau menggelengkan kepala, mendorong atau menarik, atau pada beberapa kasus dengan kata-kata tunggal, pendek dan tanpa suara.
Prevalensi terjadinya gangguan ini cukup kecil, berkisar antara 1-2 % dan data ini pun didapatkan dari hasil penelitian di luar negeri. Mutisme selektif umumnya lebih banyak terjadi pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki dengan rasio 3 : 1.

Penyebab
Dari beberapa literatur yang ada, penyebab dari gangguan ini belum jelas. Para ahli terdahulu mengaitkan SM sebagai respon dari masalah atau kesulitan yang terjadi dalam keluarga hasil dari gangguan artikulasi atau reaksi terhadap trauma. Reaksi terhadap kejadian besar dalam hidup atau trauma juga disebutkan menjadi faktor penyebab yang potensial, namun tinjauan utama dari anak MS mengindikasikan bahwa tekanan psikologis juga dapat berpengaruh. Selain itu kekerasan dan trauma cukup jarang menjadi faktor yang dihubungkan dengan perkembangan gangguan . Beberapa teori mengaitkan gangguan MS ini dengan latar belakang keluarga. Gilberg dan Gilberg (dalam Kumpulainen, 1998) melaporkan MS dapat disebabkan karena ibu yang over protektif, anak yang sering ditinggalkan sendiri pada usia awalnya dan lebih sering bermain sendiri sebagai seorang anak kecil. Anak MS juga dilaporkan berasal dari 2 keluarga orangtua yang mengalami permasalahan perkawinan yang mendekati perceraian (Kumpulainen, 1998). Selain itu, Black & Uhde (1995) melaporkan bahwa sejarah keluarga yang berkaitan dengan gangguan kecemasan juga tercatat mempengaruhi anak MS, dari 30 sampel anak ditemukan 70 % berasal dari keluarga yang menunjukkan gejala pobia sosial dan MS tercatat pada 37 % keluarga.

Efek dari gangguan Mutisme Selektif
Mutisme selektif juga dikatakan sangat dekat hubungannya dengan gangguan kecemasan dan sebagai bentuk varian dari social phobia.
Dampak negatif dari gangguan mutisme selektif antara lain :
1. MS membuat kesempatan anak untuk berinteraksi menjadi terbatas, keterlambatan dalam perkembangan kemampuan bahasa dan mengurangi keterlibatan dalam aktivitas sehari-hari di sekolah dengan murid yang lain .
2. mempengaruhi prestasi akademis, karena guru mengalami kesulitan untuk menilai kemampuan dan pemahaman terhadap materi karena anak mutisme selektif yang tidak mau berbicara.
3. membuat gangguan kecemasan menjadi semakin memburuk
4. menjadi depresi dan memunculkan gangguan kecemasan lainnya
5. penghargaan diri dan percaya diri rendah
6. Menolak sekolah (school refusal), prestasi belajar rendah dan kemungkinan berhenti sekolah
7. menjadi underachievement secara akademis dan di tempat kerja

Kamis, 11 September 2008

Kenakalan Remaja dalam Persepktif Psikologis


Oleh : Farah Aulia, S.Psi


Beberapa waktu yang lalu, masyarakat sempat dibuat resah dengan kehadiran kelompok genk motor yang menganggu ketertiban umum. Beberapa diantaranya bahkan melakukan tindakan criminal dengan melakukan perampokan dan penjarahan. Media elektronik pun sempat menayangkan bagaimana kelompok genk motor ini saat melakukan pelantikan terhadap anggota barunya yang penuh dengan tindak kekerasan.
Masyarakat kemudian kembali dibuat kaget dengan disiarkannya video yang berisi adegan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang siswi SMU terhadap seorang siswi yang lain dengan mengatasnamakan sebuah genk bernama Nero yang berasal dari kota Pati, Jawa Timur. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri ini
Lalu fenomena apa yang sebenarnya sedang terjadi pada remaja kita saat ini?
Masa remaja memang identik dengan masa pencarian jati diri. Beberapa ahli kemudian memberi label masa remaja sebagai masa yang penuh tekanan karena masa ini juga merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit menurut Hurlock adalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, peruabahan dalam perilaku sosial dan pengelompokan sosial yang abaru.Remaja dalam kehidupan sosialnya memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan kelompok teman sebayanya. Oleh karena itu dapat dipahami ketika pengaruh teman sebaya pada sikap,minat, penampilan, dan perilaku kemudian menjadi lebih besar jika dibanidngkan dengan keluraga. Masalah muncul ketika remaja masuk ke kelompok yang salah. Keinginan untuk dapat diterima olrh kelompok membuat remaja melakukan hal-hal yang mungkin bertentangan dengan dirinya sendiri.
Kenakalan remaja (delinquency) dapat dibagi menjadi beberapa bentuk menurut Hurlock (1973), yaitu:
a. Perilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
b. Perilaku yang membahayakan hak milik orang lain, seperti merampas, mencuri, dan mencopet.
c. Perilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orang tua dan guru, membolos, mengendarai kendaraan dengan kecepatan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.
d. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, memperkosa, dan menggunakan senjata tajam.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kenakalan remaja ini diantaranya adalah faktor hereditas (faktor pribadi), hubungan antar anak dan orang tua (faktor keluarga), dan pengaruh teman dan struktur sosial (faktor sosial).
a. Pengaruh teman
Salah satu ciri remaja adalah keinginan untuk menjauh dari pengaruh keluarga dan keinginan untuk berkumpul bersama teman sebaya. Agar di terima dalam pergaulan, remaja menerima nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok. Partisipasi remaja dalam kelompok nakal merupakan awal dari lahirnya delinkuensi remaja. Keikutsertaan dan ikatan remaja dalam kelompok anti sosial dapat meningkatkan resiko drop out dari sekolah dan meluangkan banyak waktu untuk teman dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan menyimpang (Pearson, dkk, 2000; Janosz, dkk, 2000).
c. Struktur sosial
Perubahan sosial yang cepat dan arus urbanisasi yang cukup tinggi menyebabkan masyarakat kota mengalami kompetisi yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kesenjangan antara miskin dan kaya menimbulkan kecemburuan sosial serta lapangaan kerja yang terbatas menyebabkan banyaknya pengangguran. Kondisi ini dapat menjadi pemicu lahirnya perilaku menyimpang di masyarakat, seperti mencuri, merampok, dan
perkelahian.
d. Kondisi keluarga
Keluarga dapat menjadi penyebab delinkuensi remaja bila hubungan antara anak dengan orangtua kurang harmonis, kurangnya komunikasi dalam keluarga, salah mendidik anak, tidak ada perhatian terhadap masalah anak, dan kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua.