Kamis, 11 September 2008

Kenakalan Remaja dalam Persepktif Psikologis


Oleh : Farah Aulia, S.Psi


Beberapa waktu yang lalu, masyarakat sempat dibuat resah dengan kehadiran kelompok genk motor yang menganggu ketertiban umum. Beberapa diantaranya bahkan melakukan tindakan criminal dengan melakukan perampokan dan penjarahan. Media elektronik pun sempat menayangkan bagaimana kelompok genk motor ini saat melakukan pelantikan terhadap anggota barunya yang penuh dengan tindak kekerasan.
Masyarakat kemudian kembali dibuat kaget dengan disiarkannya video yang berisi adegan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa orang siswi SMU terhadap seorang siswi yang lain dengan mengatasnamakan sebuah genk bernama Nero yang berasal dari kota Pati, Jawa Timur. Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri ini
Lalu fenomena apa yang sebenarnya sedang terjadi pada remaja kita saat ini?
Masa remaja memang identik dengan masa pencarian jati diri. Beberapa ahli kemudian memberi label masa remaja sebagai masa yang penuh tekanan karena masa ini juga merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Salah satu tugas perkembangan remaja yang tersulit menurut Hurlock adalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok teman sebaya, peruabahan dalam perilaku sosial dan pengelompokan sosial yang abaru.Remaja dalam kehidupan sosialnya memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan kelompok teman sebayanya. Oleh karena itu dapat dipahami ketika pengaruh teman sebaya pada sikap,minat, penampilan, dan perilaku kemudian menjadi lebih besar jika dibanidngkan dengan keluraga. Masalah muncul ketika remaja masuk ke kelompok yang salah. Keinginan untuk dapat diterima olrh kelompok membuat remaja melakukan hal-hal yang mungkin bertentangan dengan dirinya sendiri.
Kenakalan remaja (delinquency) dapat dibagi menjadi beberapa bentuk menurut Hurlock (1973), yaitu:
a. Perilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.
b. Perilaku yang membahayakan hak milik orang lain, seperti merampas, mencuri, dan mencopet.
c. Perilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orang tua dan guru, membolos, mengendarai kendaraan dengan kecepatan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.
d. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, memperkosa, dan menggunakan senjata tajam.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku kenakalan remaja ini diantaranya adalah faktor hereditas (faktor pribadi), hubungan antar anak dan orang tua (faktor keluarga), dan pengaruh teman dan struktur sosial (faktor sosial).
a. Pengaruh teman
Salah satu ciri remaja adalah keinginan untuk menjauh dari pengaruh keluarga dan keinginan untuk berkumpul bersama teman sebaya. Agar di terima dalam pergaulan, remaja menerima nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok. Partisipasi remaja dalam kelompok nakal merupakan awal dari lahirnya delinkuensi remaja. Keikutsertaan dan ikatan remaja dalam kelompok anti sosial dapat meningkatkan resiko drop out dari sekolah dan meluangkan banyak waktu untuk teman dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan menyimpang (Pearson, dkk, 2000; Janosz, dkk, 2000).
c. Struktur sosial
Perubahan sosial yang cepat dan arus urbanisasi yang cukup tinggi menyebabkan masyarakat kota mengalami kompetisi yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan hidup. Kesenjangan antara miskin dan kaya menimbulkan kecemburuan sosial serta lapangaan kerja yang terbatas menyebabkan banyaknya pengangguran. Kondisi ini dapat menjadi pemicu lahirnya perilaku menyimpang di masyarakat, seperti mencuri, merampok, dan
perkelahian.
d. Kondisi keluarga
Keluarga dapat menjadi penyebab delinkuensi remaja bila hubungan antara anak dengan orangtua kurang harmonis, kurangnya komunikasi dalam keluarga, salah mendidik anak, tidak ada perhatian terhadap masalah anak, dan kurangnya kasih sayang yang diberikan orangtua.

Tidak ada komentar: