Hari ini ibunya tak kuat menahan air matanya, dan menangis sejadi-jadinya saat menelpon Ahmad. Ahmad sendiri awalnya terheran-heran, apa yang sudah dilakukanya sehingga membuat ibunya begitu marah dan sedih. rasanya ia rutin mengirimkan uang setiap bulan untuk belanja ibunya. Ahmad sudah berkeluarga dan tinggal di kota yang berbeda dengan ibunya.
sambil mengira-ngira apa yang sudah di perbuat sehingga membuat ibunya begitu sedih, Ahmad bertanya pada Ibunya " ada apa Bu?apa yang membuat ibu marah padaku, apakah uang yang kukirimkan kurang?kalau iya aku akan transfer lagi lewat ATM".
Ibu Ahmad masih terdengar sesenggukan di seberang telpon sana. Setelah ibu agak tenang barulah beliau bercerita. Tertohok rasanya hati Ahmad ketika ibu nya berkata" Tak ada lagi keinginan ibu akan dunia ini Nak. hanya mendengar suaramu sambil membayangkan wajahmu lah yang menjadi pengobat rindu ibu padamu. Tak hendak ibu meminta uang Nak, karena itu tak penting bagi ibu. tapi apakah tak ingat oleh mu ibumu yang sudah tua ini?apakah tak ingat olehmu untuk menanyakan bagaimana kabar ibumu ini ?sudah enam bulan kau tak pernah menelpon ibu, setiap ibu menelpon hpmu selalu sibuk"
"ibu hanya rindu mendengar suaramu Nak, sebenarnya banyak yang ingin Ibu ceritakan. Tapi begitu mendengar suaramu tadi saat pertama mengangkat telpon, sesak dada ibu dan pecah lah tangis ini"
Ahmad terdiam, dadanya pun terasa sesak. Matanya mulai berkaca-kaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar